Shinto, agama Jepang asli,
tidak pernah menolak untuk ditempatkan lingkungan yang terasa lebih
duniawi, misalnya kantor dan pusat pertokoan. Banyak kantor yang
memiliki jinja (kuil) Shinto tersendiri di dalam area
kantor, begitu pula dengan banyak pertokoan yang memiliki kuil Shinto di
atap bangunan mereka.
Hingga saatnya Hari Valentine, Tokyu Hands Hakata di Fukuoka juga tidak ragu untuk membawa jinja ke “sarang penyamun”.
Di dalam toko, pengunjung akan menemukan sebuah pintu gerbang toori
seperti yang biasa ditemukan dan kita lewati di pintu masuk ke sebuah
kuil Shinto. Desain bertema hati dari kuil palsu itu adalah tiruan dari
kuil sebenarnya yaitu Koinoki Jinja, sebuah kuil untuk pasangan kekasih yang terletak di tempat lain di Prefektur Fukuoka.
Di dalam “kuil” itu Anda dapat membeli jimat cinta (omikuji)
seharga 100 yen, menuliskan sebuah pesan di jimat itu dan
menggantungnya di sebuah papan berbentuk hati. Saat promosi tersebut
telah berakhir, seluruh “persembahan” tersebut akan dikumpulkan dan
dibawa ke Koinoki Jinja sebenarnya.
Daerah yang sama dari toko tersebut juga
telah mengadakan workshop pembuatan cokelat untuk para gadis yang ingin
memberikan sesuatu yang unik pada tanggal 14 Februari (di Jepang, para
wanita memberi sesuatu untuk para pria pada Hari Valentine, dan kemudian
pria membalas pemberian tersebut dengan memberikan sesuatu pada tanggal
14 Maret).
Selain Koinoki Jinja, kuil-kuil yang
terkenal sebagai tempat untuk meminta keberuntungan dalam hal percintaan
di antaranya adalah Kuil Kuzuryu dekat Gunung Fuji, dan Kasuga Taisha di Nara. Penduduk Tokyo dapat menghibur hati mereka yang kesepian dengan mengunjungi Imado Jinja di Asakusa atau Tokyo Daijingu di Iidabashi.
kalau di jepang setelah valentine akan ada white day, dimana para lelaki memberikan hadiah kepada wanita yang memberinya coklat pada hari valentine.
BalasHapus