Jumat, 20 Juni 2014

Cerpenku : Aku dan Dia Selamanya

Suatu hari, saya yang bertampang mirip Tom Cruise KW  mendengar kabar kalau pacarku Veranda, yang lagu sakit nekat untuk tampil di JKT48 Theater. Karena takut terjadi apa-apa, aku pun pergi kesana. Benar saja, waktu aku lihat dia dan teman nyanyi lagu Gingham Check, mukanya terlihat pucat, seperti vampir dalam film Twilight. Tapi, hal yang buruk terjadi, saat lagunya mau menuju reff, tiba-tiba Ve pingsan, karena aku pacarnya sekaligus pelindungnya, aku pun loncat ke atas panggung untuk tolongin dia. (keren kan...). Lalu seseorang pun berbicara [dari suaranya sih sepertinya itu Melody] "kamu siapa?" katanya yang terlihat heran. Saya tidak menjawabnya.
Saat itu juga saya menggendongnya dan langsung keluar dari Theater. Saya pun berlari dengan Ve yang lagi pingsan di lengan saya. Saat menuju pintu keluar mall, disana sudah menunggu sebongkah taksi warna kuning (es batu kali akh..). Lalu kami pergi ke rumah sakit pake taksi warna biru, karena taksi warna kuningnya lagi ngambang di atas air. Di dalam taksi dingin banget, tapi badan Ve panas banget.
"Wah.. seru nih, kalau masak telor mata sapi di keningnya" bisikku
Saat di rumah sakit, ternyata orang tua Ve udah ada disana.
"Rian, kenapa Ve bisa pingsan?" kata ibunya dengan nada cemas.
Aku pun menjelaskan semua yang terjadi saat itu.
"Kalau begitu, panggil dokternya!" kata ibunya yang masih cemas.
Akhirnya Ve pun dibawa ke ruangan. Saya dan orang tua Ve menunggu di luar. Beberapa saat kemudian, datang 4 member JKT48 yaitu: Melody, Shania, Nabilah, dan Naomi.
"Kamu siapa?" ulang Melody.
"Aku Rian". kataku.
"Trus kenapa tadi diem aja?" kata Melody.
"Sorry" kataku yang tanpa bersalah sedikitpun
"Tapi, Ve baik-baik saja kan." kata Naomi yang mulai cemas
"Ve baik-baik saja kok, sekarang dia lagi diperiksa sama dokter." kata ayahnya Ve yang lagi baca koran tentang piala dunia 2014.
"Syukurlah." jawab mereka
Saat itu dokter yang memeriksa Ve pun keluar
"Gimana dok?" kataku yang sekarang mulai cemas.
"Dia baik-baik saja, hanya butuh istirahat saja." kata dokter yang wajahnya mirip Agnes Mo tapi dia cowok (coba bayangin sendiri deh...)
"Terus panasnya gimana?" kataku yang masih ragu.
"Kalau itu hanya demam biasa kok, tenang saja." kata dokter dengan santai.
"Bagaimana mau tenang, pacar saya lagi sakit disuruh tenang." bisikku dalam hati.
"Rian, kalau ada apa-apa, kasih tau aja ke tante, tante sama on ada urusan sebentar." kata ibunya Ve.
"Oke".
"Kalau gitu, biarkan dia istirahat dulu." kata dokter yang sudah menghilang entah kemana, tapi suaranya masih ada. (jangan-jangan, ikh... ceyem).
"Oh ya, kenapa kamu bisa deket sama orang tuanya Ve?" kata Shania yang keponya mulai merasuki tubuhnya. (kesurupan kali akh...)
"Aku gak mungkin bilang kalau aku pacarnya Ve, tapi kalau gak dijawab, mereka makin kepo. Ya udah deh pasrah aja." batinku.
"Ka karena a a aku".kataku yang seolah-olah sedang berakting menjadi Aziz Gagap.
"Akh... lama." kata Shania yang sekarang keponya sudah overload.
"Sebenarnya aku ini-"
"Power Ranger!" kata Nabilah dengan semangat seakan-akan aku ini memang Power Ranger.
"Bukan", kataku pada Nabilah. " Sebenarnya aku ini-"
"Ultraman!" balas Nabilah.
"dasar anak kecil" batinku sambil mengeleng-gelengkan kepala.
"Nabilah, jangan ganggu donk, Shania lagi kepo nih." kata Melody yang menibaratkan dirinya sebagai pahlawan. (pahlawan kesiangan lebih tepatnya). "Ayo Rian, tadi kamu mau ngomong apa?" kata Melody yang sekarang tertular penyakit kepo dari Shania.
Aku mulai menarik napas dan mulai bicara.
"Oke, aku sebenarnya-" aku melirik Nabilah, takutnya di ngomong yang aneh-aneh lagi -"pacarnya Ve."
Mereka pun kaget, tapi Melody dan Shania kelihatan sangat marah.
"Kamu tau kan kalau member JKT48 itu dilarang pacaran, kamu maubuat Ve keluar dari JKT48, hah!" kesal Shania.
"Maaf, bukan gitu, aku hanya-
"Hanya apa, hanya ingin membuat JKT48 hancur" sekarang giliran Melody yang kesal dengan mencela ucapanku.
"Sudahlah kalian berdua tenang dulu." kata Naomi dengan suara yang lembut.
"Berisik!!" bentak mereka kepada Naomi
Karena aku, Naomi jadi dimarahi, aku pun menangis dan pergi.
"Rian, tunggu!" teriak Naomi
Untung saja di lorong rumah sakitnya tidak ada seorang pun, jadi meskipun Naomi teriak sekeras apa pun tidak akan ada yang marah.
"Rian, tunggu!" ulang Naomi dengan teriakan yang lebih kencang dari teriakan yang pertama
Akhirnya aku pun berhenti karena takut gendang telingaku pecah gara-gara Naomi yang teriak.
"Mau ngapain kesini, mau marahin aku lagi" kataku sambil menangis.
"Bukan gitu kok, aku boleh kepo gak?" kata Naomi yang suaranya lembut seperti suara cewek dalam anime.
"Boleh" kataku dengan serak.
"Udah berapa lama kamu pacaran sama Ve?" katanya dengan nada seperti sedang mengintrogasi maling sendal.
"Udah 3 bulan, 1 minggu, 6 hari, 5 jam, 38 menit, 55 detik".
"What's ever, trus, awal ketemunya?"
"Di sebuah toko buku, aku lagi cari buku agar saat libur kuliah tidak bosan (atau lebih tepatnya cari buku buat bungkus gorengan). Tiba-tiba aku lihat cewek yang lagi cari buku yang sedang cari buku yang sama dengan saya. Karena aku tampan dan baik, aku mengalah untuk cewek itu, dan ternyata cewek itu adalah Ve.  "Ka kamu su suka baca buku ya" katanya dengan groginya. Aku menjawab "Iya.". "Oh ya, aku Veranda, kamu siapa?" katanya yang masih aja grogi. "Aku Rian". kataku. Saat itu pun kami ngobrol, meskipun banyak adegan diam, karena ternyata kami berdua memiliki sifat pendiam tapi aku seneng bisa ngobrol dengan dia. Lalu, sebuah keajaiban terjadi, yaitu kami selalu bertemu di minggu ketiga setiap bulannya.
"Oh... lalu, ketemuannya udah berapa kali?"
"Udah 8 kali."
"Terus jadiannya dimana?"
"Di toko buku itu.
"Kamu tahu kan kalau dia member JKT48, kenapa kamu nembak dia?".
Saya tidak menjawab dan hanya memandang langit biru yang indah, begitu pun dengan Naomi.
"Oke deh,Kalau gitu terima kasih karena kamu, Ve jadi berubah".
"Maksudnya?" kataku yang mulai telmi.
"Ya, karena kamu Ve sekarang sudah lebih terbuka sama kami [member JKT48]"
"Tidak masalah kok".
Saat sedang asik mengobrol tiba-tiba ada suara di belakang kami.
"Ternyata kakak ada disini" kata seseorang.
Lalu kami pun berbalik dan kaget sekali.
"Futago" batinku berbicara lagi. [Futago artinya kembar dalam Bahasa Jepang]
"Dia siapa?" bisikku kepada Naomi.
"Oh, itu adikku namanya Sinka." bisik Naomi.
"Kamu pasti Rian ya,pacarnya kak Ve" kata Sinka.
"I iya" jawabku sambil terbata-bata karena masih terpikir bentakan Melody da Shania yang tadi.
"Oh... selamat ya Rian, pasti kak Ve bahagia punya kamu." kata Sinka dengan senyuman yang mirip dengan Naomi.
Aku hanya dapat tersenyum.
"Oh, iya kakak ngapain sama Rian disini, jangan bilang kakak suka sama Rian." kata Sinka yang sok tahu.
"G gak k kok, ma mana  mungkin, kan Rian udah punya Ve". kata Naomi yang mulai grogi dan saat aku lihat dia, wajahnya merah seperti api unggun saat acara kemping.
"Jangan bohong, aku tau kakak pengen kan Rian jadi pacar kakak." kata Sinka yang lagi-lagi sok tahu.
"Kakak g gak bo bohong kok" kata Naomi dengan wajah api unggunnya.
"Maksud kamu apaan sih?" kataku yang mulai kepo dengan pembicaraan mereka berdua.
"Sebenarnya Kakak aku suka sama kamu, Rian". kata Sinka yang sepertinya gak merasa bersalah buka aib kakaknya sendiri.
"Serius?" kataku.
"Serius, waktu itu kak Ve ngasih lihat foto kamu sama kak Ve di toko buku ke aku dan kakak. Lalu, waktu kami pulang ke rumah, kakakku bilang, "Itu cowok yang di foto itu keren banget, ehmmmm.... namanya siapa ya, jadi penarasan". Besoknya kakakku tanya ke kak Ve dan ternyata cowok itu pacarnya kak Ve." kata Sinka yang masih bisa tertawa saat membuka aib kakaknya sendiri.
Saat itu Naomi memelukku sambil menangis.
'Rian, maafin aku, apa yang dibilang Sinka itu bener, tapi aku gak ingin kamu putus sama Ve gara-gara aku."
kata Naomi yang menangis tersedu-sedu.
"Gak apa-apa kok, kamu gak usah merasa bersalah gitu dong, kita kan masih bisa berteman" kataku yang mencoba nenangin Naomi yang takutnya tangisannya lebih kenceng daripada teriaknya.
"ehem.. Hello" kata Sinka yang sepertinya cemburu.
" Sorry". kata Naomi sambil mengusap air matanya.
"Gak apa-apa kok." kataku.
"Oh ya, kata dokter kak Ve udah boleh pulang, Rian sama kakak mau lihat keadaanya kak Ve gak?.
"Mau". jawab kami berdua.
Lalu Aku, Naomi, dan Sinka berangkat kesana.
"Yang nemenin Ve disana siapa?" kata Naomi, tapi sepertinya kehadiran adikknya disini gak buat Naomi tekejut.
"Disana ada Nabilah, Shania, sama Kak Melody". kata Sinka penuh semangat.
Mendengar nama Shania dan Melody, tanganku mulai bergetar.
Sinka yang selalu memegang tanganku berkata "Rian, kamu kenapa?"
"G gak k kenapa-kenapa kok." kataku yang masih ngebayangin wajah Shania dan Melody yang tadi memarahi ku dan Naomi.
"Kak, kok Rian aneh gitu sih?" kata Sinka dengan wajah penasarannya.
"Nanti kamu tahu sendiri." kata Naomi dengan wajah aneh.
Setibanya disana, aku lihat Melody dan Shania yang masih marah melihatku
"Ngapain lagi kamu kesini lagi?" kata Melody dengan sinis.
"Rian, kamu datang juga." kata Ve dengan suara yang lemah.
"Ve, jelasin semuanya ke kamu, dia itu siapa?' kesal Melody yang menujunkku dengan pandangan menyeramkan.
"Oh... itu Rian, pacarku" ucap Ve dengan parau, tapi masih tetap bisa tersenyum
Mereka pun sekali lagu kaget terkecuali Melody dan Shania yang masih memandangku seaakan ingin membunuhku dan Sinka yang mengetahui kenapa aku bersikap aneh.
"Ve, kamu kan tahu resiko yang terjadi?" sedetik kemudian wajah Melody berubah cemas.
"Aku tahu itu, tapi aku cinta dia". jawabnya dengan percaya diri.
"Terserah kamu saja deh." balasnya seakan menyerah dengan perkataannya tadi.
"Veran-
"Jangan mendekat, awas saja kalau kamu berani mendekatinya!" ancam Shania padaku.
"Kalian berdua kenapa sih, kok jadi aneh?" katanya kepada Melody dan Shania.
"Mereka berdua tidak suka kalau kak Ve pacaran sama Rian, mungkin mereka berdua cemburu." kata Nabilah menjelaskan.
"Berisik, anak kecil jangan ikut campur deh." bentak Melody.
"Hey, ini rumah sakit sebaiknya kalian jangan berisik". kata seseorang lelaki setampan David Beckam.
Semuanya orang pun meloleh kearahnya termasuk aku.
"Oh... ternyata ada Rian juga, bagaimana pacarmu?"
"Ba baik". kataku yang masih kaget kenapa cowok itu tahu kalau aku ini pacarnya Ve,
"Nakamura-san, anda kenal sama cowok itu". kata Shania yang menunjukan telunjuknya kearah ky dengan perasan jijik.
"Jelas kenal dong, dia kan sudah memberikan pengaruh yang besar buat JKT48." kata Nakamura-san dengan tenang.
Hening sejenak.
"Pengaruh besar, maksudnya?" kata Nabilah  dan yang pastinya itu pertanyaan yang ingin kami tanyakan termasuk saya
"Maksudnya, karena dia, saya punya berita baik untuk kalian". katanya dengan penuh semangat.
"Berita baik apa?" kataku yang mulai berani untuk bertanya walaupun Melody dan Shania masih memandang dengan tatapan membunuhnya,
"Kalau ingin tahu, bacalah surat ini." katanya sambil memberikan surat itu ke Melody
Saat aku melihat Melody, wajahnya bingung banget dan membuat aku penasaran
"Melody, kamu kenapa?" kata Ve dengan muka yang bingung.
Meskipun terlihat bingung wajahnya masih tetap cantik, lucu, dan manis (gula kali akh.. manis)
"Coba baca saja sendiri" kata Melody.
"Oh.." Beberapa saat kemudian, Veranda memanggilku, "Ayank, bisa kesini sebentar gak?"
" Ada ap-, aku teringat ucapan Shania yang tadi, jadi aku gak berani.
"Ayank, jangan takut, sebentar aja kok." kata Ve yang suaranya imut banget seperti suara Nagisa Furukawa dalam anime Clannad
Aku pun memberanikan diri yang akhirnya aku berhasil berada di sisi Veranda dalam keadaan utuh.
"Ada apa sih?" kataku penasaran.
" Ayank pasti bisa baca surat ini." kata Ve, yang ngasih surat itu . Aku kaget ternyata isi surat ini dalam Bahasa Jepang pantas saja Melody bingung." tulisannya apaan?" kata Ve yang lagi-lagi suarany imut seperti Nagisa Furukawa.
"emmm... ima kara JKT48 no membaa wa koibito ga itte mo ii." kataku.
"Artinya apaan?" kata Naomi yang sekarang mulai kepo.
"Kalau gak salah artinya 'dari sekarang member JKT48 boleh punya kekasih'". kataku yang masih ragu-ragu dengan jawbanku.
"Nakamura-san apa betul yang dikatakan Rian tadi?" kata Sinka yang mulai tahu suasana disini.
"Iya, betul, dan itulah pengaruh besar Rian terhadap JKT48, meskipun dia tahu kalau member JKT48 gak boleh pacaran dia tetap mencoba. Itulah yang selama ini kami cari, yaitu seseorang yang mau mengambil resiko yang sangat besar. Terima kasihnya Rian."
Hening kembali, tapi yang ini lebih lama.
"Iya, sama-sama, tapi saya tidak bermaksud begitu, saya hanya mencintai Ve, tidak bermaksud buat-
"Tapi, kamu sudah membuat member JKT48 bisa punya pacar sekarang" sela Nakamura-san.
Akhirnya Ve pun diperbolehkan untuk pulang, lalu hubunganku dengan Ve semakin membaik dari waktu ke waktu. Tidak hanya hubungan kami, tapi hubunganku dengan Melody dan Shania mulai membaik.
2 Minggu kemudian, Kondisi Ve sudah pulih 100% dan sekarang kekhawatiranku mulai berkurang. Saat aku menonton Ve di Theater. Aku berjanji: akan selalu menjaga dan melindungi Ve selamanya dan aku tidak akan membuat Ve sedih dan meneteskan air mata.